Youngster Inc. StartUp

Gery Bentham, Sukses Membesut Oppa Corndog

Gery Bentham, Sukses Membesut Oppa Corndog
Gary Bentham, founder & owner Oppa Corndog.
Gery Bentham, founder & owner Oppa Corndog.

Pernah dengar corndog? Salah satu jajanan kaki lima khas Korea Selatan yang mengombinasikan sosis dengan adonan tepung tebal yang sebelum digoreng dilapisi tepung jagung kasar ini belakangan sangat populer di Tanah Air. Bersamaan dengan debut ARMY —barisan komunitas fans Bangtan Boys atau BTS garis keras— evolusi dari jajanan klasik hotdog ini juga semakin digemari.

Rupanya, budaya dari Kor-Sel yang berkembang di Indonesia tak hanya K-pop dan drakor (drama Korea). Gaya hidup kaum urban Negeri Gingseng pun perlahan mulai menjadi tren. Salah satunya, soal makanan.

Di antara banyak corndog yang dijajakan, salah satu yang moncer dan mencuri perhatian adalah Oppa Corndog. Dialah pionir yang memopulerkan corndog di kalangan penggila K-Pop. Oppa Corndog yang awalnya cuma dijual di sebuah kafe di Depok, hanya dalam waktu tiga tahun berhasil berkembang menjadi 48 gerai di Jabodetabek, Bali, Surabaya, Bandung, Brunei, Singapura, dan Malaysia.

Adalah Gery Bentham, kelahiran 8 Juni 1992, yang membesut Oppa Corndog. Menurut Gery, semua berawal dari kecintaannya pada makanan, juga traveling. Kebetulan, pada 2018 ia jalan-jalan ke Kor-Sel dan pertama kali mengenal corndog di sana.

“Saya tertarik dengan rasa dan penampilan mozarellanya yang bisa ditarik, instagrammable sekali,” kata sarjana hukum yang masih bekerja sebagai legal consultant di salah satu firma hukum di Jakarta itu.

Gery mengaku, mulanya ia tidak melihat corndog sebagai pasar. Sembari mengisi waktu luang di malam hari ketika nongkrong di kafe teman, ia iseng-iseng masak sendiri, menyajikannya sendiri, dan memasarkan sendiri. “Ternyata, banyak yang menyukai. Dan, yang datang itu yang suka K-Pop,” katanya mengenang cikal bakal pasar Oppa Corndog.

Melihat antusiasme penyuka corndog, Gery terpikir mengembangkan secara profesional. Kafe tempat ia mangkal diambil alih menjadi gerai pertama Oppa Corndog. Lalu, ia mulai merekrut karyawan dan memasarkan ke media sosial. “Dalam waktu singkat, Oppa Corndog sudah menjadi brand yang didaftarkan di Ditjen Kekayaan Intelektual,” ungkap Gery yang memang melek hukum.

Menurutnya, bisnis makanan yang digelutinya tergolong unik. Selama ini ia menduga penyuka corndog hanyalah orang-orang yang suka Korea, ternyata dugaannya salah. Oppa Corndog disukai dan merambah keluarga: orang tua, anak-anak, bahkan anak balita.

Selain itu, pasar corndog ternyata senang variasi. Di Kor-Sel, rata-rata hanya menggunakan variasi sosis dan mozarella, di Indonesia pilihan variasinya bermacam-macam: ada cokelat, green tea, dsb.

“Ketika awal, saya langsung mengeluarkan 15 varian, karena di corndog itu hanya ada adonan inti dan isian atau glaze-nya saja,” kata Gery. Ia mengikuti selera pasar. Bahkan, kini ada sekitar 20 varian, dengan best seller varian chocomaltine dan sosis mozarella.

Mengingat dinamikanya yang luar biasa, Gery tidak mau kehilangan momentum. Ia pun segera mengambil langkah-langkah cepat ketika menyadari Oppa Corndog mulai disukai. Di antaranya, dua bulan setelah terjadi antre panjang, ia langsung mendaftarkan mereknya. Tidak menunggu lama, hanya dalam hitungan bulan, medio 2018, buka gerai kedua di Bekasi. Di pertengahan 2019, buka gerai lagi di Bogor dan BSD.

Waktu itu, target pasarnya masih dine in dengan model kafe Korea, bukan online delivery atau take away karena produknya fresh from the oven jadi harus makan di tempat. Ketika pandemi menerjang, semangat Gery tidak surut. Ia mengalihkan penjualan ke online.

“Saya cari solusinya bagaimana agar makanan sampai di tangan konsumen tetap sesuai dengan SOP pembuatannya,” ungkap Gery. Ia pun senang karena justru dengan cara baru itu ia bisa ekspansi lebih cepat lagi. “Prospeknya jauh lebih cepat dan saat ini 80%-90% penjualan dikontribusi oleh online.”

Tak mau puas dengan pencapaian sekarang, Gery terus meningkatkan diri dan mencanangkan target-target tertentu. Di antaranya, selalu mengeluarkan varian baru per dua bulan. Kemudian, menyiapkan tim digital marketing yang andal. Karena fokus penjualan Oppa Corndog di digital, otomatis harus punya tim pemasaran digital.

Tak kalah penting, Oppa Corndog dijual lebih murah dibandingkan para pesaingnya. “Kebetulan kami join dengan mozarella lokal sehingga harga bisa kami tekan jauh daripada harga corndog pada umumnya,” Gery mengungkapkan rahasianya.

Ia menyadari, kunci sukses bisnis di zaman sekarang, harus adaptif terhadap perkembangan dan perilaku pasar. Karena itu, terkait strategi promosi dan pemasaran, ia benar-benar memaksimalkan medsos sebagai andalan. Ia percaya, sekarang pasar tidak cukup hanya dengan mendapatkan brosur atau hanya tahu dari mulut ke mulut.

“Saat ini kami harus kuat di digital, karena enak atau tidak enak relatif, unik atau tidak unik itu relatif, bisa saja hari ini unik tapi seminggu atau dua minggu kemudian tidak unik lagi. Tetapi kalau kita memasarkannya benar, ya ada kemungkinan besar brand tersebut bisa bertahan lama,” kata Gery, yakin.

Maka, ia pun rajin meng-endorse selebfood dan selebgram, serta promo di Tiktok. Dari itu, ia mainkan di IG Ads, Facebok Business Manager, dsb., sehingga bisa memperluas pasar dengan digital marketing. “Akhir tahun ini kami juga ada rencana mengeluarkan brand baru, kolaborasi dengan salah satu artis, tetap masih berhubungan dengan Korea,” kata Gery.

Gara-gara pemanfaatan pemasaran digital, dampak pandemi pun tidak terlalu memengaruhi penjualan Oppa Corndog. Gery memang sudah mengubah pola pasarnya sebelum pandemi berkepanjangan. “Omzet kami justru naik karena perubahan cara penjualan, di mana kami mengubah dine in ke online delivery dan take away,” katanya. Bahkan, logistik pun sejauh ini tidak terkendala, karena karyawan dibekali dengan surat jalan dan sudah divaksinasi.

Gery optimistis dengan bisnisnya ke depan. Didukung oleh sekitar 200 karyawan di gerai dan 28 karyawan di kantor, Oppa Corndog bisa menjangkau konsumen yang lebih luas lagi di seluruh Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Ia menargetkan hingga akhir 2021 ini dapat mengembangkan 100 gerai, termasuk di Kor-Sel, negara asal produk ini.

Optimisme ini bukan asal-asalan. Gery berhitung, saat ini setiap gerai Oppa Corndog menjual rata-rata 1.000 corndog per hari. Jika ada ada 48 gerai, berarti per hari Oppa Corndog berhasil menjual 48.000 corndog. Tentu, bukan angka yang kecil.

Apalagi, dengan semakin pesatnya opsi online delivery dari Shopee Food, Traveloka, dll., Gery optimistis peluang Oppa Corndog akan lebih besar lagi. Ketika cara penjualan semakin banyak dan semakin luas, berarti semakin banyak pasar yang akan didapat. (*)

Dyah Hasto Palupi dan Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved